Mengenal Jambu Sukun, Si Tanpa Biji

Jika kita berbicara soal jambu biji atau jambu batu, Anda pasti akan teringat pada biji-biji kecil yang menyatu dengan daging buahnya yang manis itu. Ingatan Anda tak salah, meski juga tak sepenuhnya benar. Jambu biji memang dikenal sebagai varian jambu-jambuan dengan kulit buah yang umumnya berwarna hijau dan daging dalam berwarna merah. Nama jambu biji juga melekat bukan tanpa alasan, sebabnya pastilah bebijian kecil yang menjadi signatur buah yang nikmat dikonsumsi dalam keadaan mengkal ini. Tapi tahukah Anda bahwa ada beberapa kultivar jambu biji yang justru tak memiliki biji? Pernah mendengar jambu sukun? Iya, jambu biji yang satu ini memang nyaris tak berbiji.

Mengenal Jambu Sukun

Nama “sukun” melekan pada varian jambu biji ini bukan karena ia mirip dengan sukun. Melainkan karena dalam artian harfiah “sukun” berarti “tibak memiliki biji”. Jambu nikmat yang satu ini tersohor dengan kenunikannya yang tanpa biji, kalaupun ada, hanya 2 atau 3 biji saja. Jambu sukun ini dikenal juga dengan rasanya yang nikmat, aroma yang wangi, tekstur yang lumayan keras jika dibandingkan jambu biji lainnya, serta bentuk buah yang mendekati apel. Ukuran panjang jambu sukuni bisa mencapai 5 cm. Saat mengkal, kulit buah jambu ini dalam keadaan hijau dengan sedikit campuran putih. Dan jika didasarkan pada warna daging buah, maka jambu sukun dibagi atas dua varian yakni putih dan juga merah.

Buah ini banyak digemari dan ditanam banyak masyarakat kita. Ia tergolong tahan terhadap serangan hama juga penyakit. Namun sayangnya, jambu sukun ini tergolong irit saat berbuah. Hasilnya sedikit meski ia berbuah sepanjang tahun. hal lain yang perlu diperhatikan saat menanam jambu sukun adalah karakter tanpa bijinya akan hilang jika ia ditanam dekat dengan jambu berbiji lainnya. Jadi, saat Anda menanam jambu sukun, pastikan ia ada di medium tanam yang jauh dari jambu biji lain.

Selain hal tersebut di atas, kendala lain dalam menanam jambu sukun adalah bunganya yang sering rontok dan gagal menjadi buah. Keluhan ini paling banyak ditemui pada petani-petani jambu sukun. Memang, buah jambu sukun ini kabarnya yang palung susah berbuah utamanya jenis sukun farang, Sukun Thailand dan juga Sukun Merah. Bahkan menurut survey, potensi kerontokan bunga jambu sukun mencapai angka 95%. Meski demikian, bukan hal yang mustahil untuk membuat ia berbunga lebih banyak. Caranya dengan memberi perawatan yang intensif.

Sebagian orang menanam jambu sukun di dalam pot dan kemudian melakukan serangkaian perawatan seperti memberi semprotan hormon yang merupakan larutan giberelin GA3 yang diaplikasikan 3 hari setelah bunya muncul pada tanaman buah jambu sukun. Adapun dosisnya adalah per 1 tablet per 250 liter air. Selain hormon, jambu sukun juga harus mendapat pasokan nutrisi dari tanah yang telah dicampur dengan unsur hara. Jadi, berilah pupuk secara teratur. Pastikan Anda memilih pupuk organik agar jambu sukun yang Anda peroleh lebih sehat untuk dikonsumsi ya.