Jambu biji sudah lekat dalam
keseharian kita, masyarakat Indonesia. Buah yang satu ini bisa disebut
buah lokal, meski faktanya ada beberapa varietas yang berasal dari
Negara lain. Namun pada prinsipnya, Indonesia merupakan salah satu
Negara di mana jambu biji tumbuh dengan suburnya. Negeri kita juga
merupakan tempat beberapa Negara lain mengadopsi varietas jambu biji dan
kemudian mengembangkannya dan jadilah varietas jambu biji baru lainnya.
Salah satu varian yang banyak dibicarakan adalah jambu mutiara. Jambu
yang satu ini merupakan salah satu varietas jambu biji, meski faktanya
ia nyaris tak berbiji sama sekali. Pernah mencoba jambu mutiara ini?
Thailand atau Taiwan?
Jika kita menelusuri informasi seputar jambu mutiara di Internet, Anda akan menjumpai beberapa artikel yang menyatakan bahwa jambu manis yang satu ini pertama kali dikembangkan di Thailand. Namun di artikel lainnya, disebutkan pula bahwa ia sesungguhnya berasal dari Taiwan. Namun beberapa ahli berpendapat bahwa jambu mutiara yang diklaim berasal dari Taiwan sesungguhnya dinamai jambu kristal. Memang jambu ini kurang lebih sama dengan jambu mutiara. Hanya saja, jambu kristal ini rawan berbiji lagi jika ia ditanam di dekat pohon jambu berbiji. Sementara jambu mutiara tidak terpengaruh sama sekali.
Meski terdapat inkonsistensi informasi, namun faktanya sejak dikembangkan dari tahun 2009, jambu mutiara ini diterima baik oleh masyarakat Indonesia. Bahkan ahli botani kita berhasil mengembangkan varietas jambu mutiara baru yang dikenal dengan nama : jambu mutiara karawang. Permintaan akan jambu ini semakin hari semakin meningkat. Hal ini pula lah yang menjadikan petani tergiur menanam jambu mutiara di berbagai wilayah.
Apa sebenarnya yang menjadi daya tarik utama jambu mutiara ini? Alasan utamanya tentu adalah rasa yang sangat manis, kandungan air yang lebih melimpah jika dibandingkan dengan jenis jambu biji lainnya, serta jumlah biji yang sangat sedikit bahkan nyaris tak ada. Sementara jambu tak berbiji lainnya, semisal jambu kristal, sesungguhnya masih memiliki biji meski hanya 3% saja. Hal lainnya yang membuat orang jatuh hati pada jambu mutiara adalah sifatnya yang mudah berbuah. Apabila Anda menanamnya di dalam pot maka ia akan mulai berbuah di usia 7 bulan sejak ditanam.
Jambu Dengan Bentuk Yang Unik
Hal lain yang menjadikan jambu mutiara berkesan di benak para konsumen adalah bentuknya yang tak sama meski berasal dari pohon yang sama. Umumnya bentuk buah jambu dipengaruhi tempat buah muncul. Apabila ia ada di bagian cabang muda maka umumnya buahnya menjadi bergelombang atau permukaannya tidak rata. Sementara itu, apabila ia muncul di bagian cabang pohon yang tua maka buahnya lebih mulus tanpa gelombang.
Selain semua hal yang disebutkan di atas, jambu mutiara ini menjadi primadona di kalangan petani sebab perawatan dan teknin budidayanya jauh lebih mudah dan sederhana. Istimewanya, ia lebih rajin berbuah. Keunggulan lainnya adalah pada kulit buahnya yang berwarna hijau muda terdapat lapisan lilin mengkilap yang merupakan proteksi alamiah jambu biji atas serangan serangga. Dengan demikian, jambu biji yang sering disebut memiliki rasa layaknya apel ini lebih kuat dan sehat.
Thailand atau Taiwan?
Jika kita menelusuri informasi seputar jambu mutiara di Internet, Anda akan menjumpai beberapa artikel yang menyatakan bahwa jambu manis yang satu ini pertama kali dikembangkan di Thailand. Namun di artikel lainnya, disebutkan pula bahwa ia sesungguhnya berasal dari Taiwan. Namun beberapa ahli berpendapat bahwa jambu mutiara yang diklaim berasal dari Taiwan sesungguhnya dinamai jambu kristal. Memang jambu ini kurang lebih sama dengan jambu mutiara. Hanya saja, jambu kristal ini rawan berbiji lagi jika ia ditanam di dekat pohon jambu berbiji. Sementara jambu mutiara tidak terpengaruh sama sekali.
Meski terdapat inkonsistensi informasi, namun faktanya sejak dikembangkan dari tahun 2009, jambu mutiara ini diterima baik oleh masyarakat Indonesia. Bahkan ahli botani kita berhasil mengembangkan varietas jambu mutiara baru yang dikenal dengan nama : jambu mutiara karawang. Permintaan akan jambu ini semakin hari semakin meningkat. Hal ini pula lah yang menjadikan petani tergiur menanam jambu mutiara di berbagai wilayah.
Apa sebenarnya yang menjadi daya tarik utama jambu mutiara ini? Alasan utamanya tentu adalah rasa yang sangat manis, kandungan air yang lebih melimpah jika dibandingkan dengan jenis jambu biji lainnya, serta jumlah biji yang sangat sedikit bahkan nyaris tak ada. Sementara jambu tak berbiji lainnya, semisal jambu kristal, sesungguhnya masih memiliki biji meski hanya 3% saja. Hal lainnya yang membuat orang jatuh hati pada jambu mutiara adalah sifatnya yang mudah berbuah. Apabila Anda menanamnya di dalam pot maka ia akan mulai berbuah di usia 7 bulan sejak ditanam.
Jambu Dengan Bentuk Yang Unik
Hal lain yang menjadikan jambu mutiara berkesan di benak para konsumen adalah bentuknya yang tak sama meski berasal dari pohon yang sama. Umumnya bentuk buah jambu dipengaruhi tempat buah muncul. Apabila ia ada di bagian cabang muda maka umumnya buahnya menjadi bergelombang atau permukaannya tidak rata. Sementara itu, apabila ia muncul di bagian cabang pohon yang tua maka buahnya lebih mulus tanpa gelombang.
Selain semua hal yang disebutkan di atas, jambu mutiara ini menjadi primadona di kalangan petani sebab perawatan dan teknin budidayanya jauh lebih mudah dan sederhana. Istimewanya, ia lebih rajin berbuah. Keunggulan lainnya adalah pada kulit buahnya yang berwarna hijau muda terdapat lapisan lilin mengkilap yang merupakan proteksi alamiah jambu biji atas serangan serangga. Dengan demikian, jambu biji yang sering disebut memiliki rasa layaknya apel ini lebih kuat dan sehat.